Sabtu, 21 April 2012

BENCANA SIMALAKAMA UNAS




21 April 2012 pukul 11:14
Jumpa lagi nih di coretan berikutnya.  coretan ini merupakan hasil dari keresahan dan kegalauan di hati . Coretan ini juga merupakan ungkapan suara hati yg kadang tidak dapat terucap di lisan, jadi daripada dipendam saja lebih baik disuarakan lewat tulisan....
Btw kok judulnya masih tetap pake simalakama?  Nah, ini mungkin ada hubungannya dengan bintang penulis, libra yg simbolnya dewi keadilan, sedang membawa timbangan dengan mata tertutup ...jadi suka timbang sana timbang sini he he he (asal nyambung).

Beberapa tahun ini UNAS (Ujian Nasional) sudah berubah menjadi momok yang sangat menakutkan, saat ini UNAS menyebabkan banyak pihak mulai dari siswa/i, guru, ortu, pejabat diknas bahkan kepala daerah menderita rasa ketar ketir, cenat-cenut, dag dig dug menanti  UNAS yang sudah di depan mata. Padahal seyogyanya hal ini tidak perlu terjadi karena sesuai dengan misinya UNAS hanyalah sebuah alat untuk dapat mengetahui,  mengukur dan memetakan kualitas pendidikan di negara tercinta ini. Untuk menilai kompetensi peserta didik secara nasional pada setiap jenjang pendidikan.

Tapi kok kenapa UNAS menjadi menakutkan mencemaskan , dan meresahkan  begini ya? (merenung sejenak........) :(
toh setiap yang namanya belajar pasti akan ada ujiannya, belajar apa saja misalnya belajar karate, belajar alat musik, belajar berenang dll pasti akan menghadapi ujian.
Sudah sering menghadapi ujian kenapa masih takut , resah dan cemas...apalagi kalau sudah melakukan persiapan maksimal, materi sudah selesai, latihan atau try out sudah dilakukan, prediksi dan kisi-kisi soal sudah diketahui dan disampaikan juga dibahas bersama siswa. Apalagi sistem unas juga sudah direvisi, sekarang penentu kelulusan siswa bukan hanya nilai unas saja tapi juga nilai sekolah. Kelulusan sekarang ditentukan oleh 60%  nilai Unas dan 40% nilai sekolah.

Yah tentu meresahkan dan menakutkan bu, kata murid saya, lha kalau ndak lulus pasti akan menimbulkan rasa sedih, dan malu.
bagi kepala sekolah dan guru juga jajaran diknas UNAS  meresahkan karena kalau banyak siswa tidak lulus maka mereka takut  dianggap gagal melaksanakan kegiatan pembelajaran, takut dimutasi dan ditegur atasannya.
Bagi kepala daerah persentase kelulusan UNAS bisa jadi bukti  dan alat ukur kinerja dan perhatiannya terhadap pendidikan.

Lulus tidak lulus sudah pasti selalu ada,  seperti dalam sebuah perlombaaan pasti selalu ada yang menang dan kalah....kalau tidak, ya pasti ndak ada serunya nonton dan mengikuti sebuah pertandingan.

Bahkan belakangan ini, UNAS malah tambah rumit dan ruwet karena banyak terjadi pro kontra terhadap pelaksanaan unas.Bagi komunitas yang menolak UNAS,  UNAS  dinilai sudah gagal meningkatkan dan mengukur kualitas pendidikan seperti tujuan awalnya, dianggap tidak efektif malah jadi sarang yang  rawan terhadap kecurangan dan manipulasi.
Sebagian juga berpendapat bahwa sebaiknya UNAS ditiadakan karena bagaimana mungkin mengukur kemampuan siswa secara nasional manakala sarana dan prasarana di  setiap sekolah, di setiap daerah tidak sama.

Benar ndak ya penilaian  diatas?  Kalau dipikir-pikir memang ada benarnya juga, ini bisa dilihat dari banyaknya pengaduan kecurangan UNAS yang dilakukan oleh berbagai pihak yang terkait, misalnya :
  • Adanya isu kebocoran soal
  • Beberapa siswa yang melakukan contek massal, kerjasama massal, mencari atau membagikan kunci jawaban lewat hp ( ini jg termasuk salah satu penyalahgunaan teknologi yang sesuai pada tulisan terdahulu, Simakalama HP)
  • Beberapa Kepsek dan guru guru yang  membuat segudang  rencana secara sistematis bagaimana untuk "menolong siswa" agar target kelulusan yang diminta atasan tercapai. Mulai dari yang bermain secara kasar sampai haluuuuuus sekali. Ada yang terang-terangan sampai yang tersembunyi....mmmhhhh :( Kecurangan ini dilakukan  dengan berbagai pertimbangan dan alasan),  nah.... yang ini tentunya dinamakan kecurangan dan manipulasi massal, saling tolong menolong melakukan kejahatan.
Pada tahun 2011 mungkin kita masih ingat kasus siswa SD yang tergolong pintar, dikumpulkan dan disuruh  gurunya untuk memberikan contekan jawaban soal UNAS kepada teman-temannya (metrotvnews.com jumat 20 mei 2011), guru SD yang mengirim jawaban UNAS lewat sms dan menyuruh siswanya untuk menyebarkan kepada siswa lainnya dengan alasan kebaikan.(metrotvnews.com 2 juni 2011). Wah kalau sudah begini, ini sudah merupakan pertanda runtuhnya moralitas pendidikan, padahal pendidikan merupakan tiang  penyangga utama suatu bangsa, karena lewat pendidikanlah diharapkan lahir generasi penerus bangsa, sehingga bisa tumbuh menjadi suatu bangunan bangsa yang besar.

Kalau guru saja sudah ikut melakukan kecurangan dan mengajarkannya kepada siswa-siswanya, melakukan pengingkaran hati nurani, bakalan jadi apa siswanya bila sudah dewasa kelak. Bak kata pepatah, guru buang air kecil berdiri, ,murid berlari. Bila siswa diajarkan yang baik saja belum tentu jadi baik, apalagi bila diajarkan yang tidak baik. Walaupun pemerintah, sudah membuat berbagai strategi untuk mencegah terjadinya kecurangan tapi nyatanya dilapangan masih kalah oleh oknum oknum tertentu yang juga sudah punya bermacam rencana untuk mengakalinya.

Bagi siswa ini jelas membawa dampak yang sangat buruk, mereka akan belajar untuk menghalalkan berbagai cara yang penting keinginannya tercapai, mereka akan menjadi orang-orang yang malas, yang ingin sukses dengan cara yang instan. Saat ini saja kita sudah dibuat kalang kabut untuk memberantas KKN yang sepertinya sudah menggurita di berbagai lini dan bidang, bagaimana lagi dimasa masa yang akan datang. Karena itu marilah kita bersama-sama mengikuti hati nurani kita yang jujur dan amanah.  Biarkanlah siswa siswa kita yang kita cintai merasakan dan belajar bekerja keras untuk mencapai keinginannya dengan jujur dan disiplin. Kalau seandainya mereka gagal sekarang, biarkan mereka belajar dari kegagalannya biarkan mereka belajar bahwa tidak lulus bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan adalah cambuk untuk maju ke depan,  mundur 1 langkah untuk maju 1000 langkah.

Man jadda wa jadda, siapa yang bersungguh sungguh pasti akan mendapat. Selamat ujian dan berjuang bagi anak anakku di SMP YKPP yang akan menghadapi UNAS senin 23 April 2012.  Yakinlah kepada kemampuanmu sendiri, jangan percaya dan tergiur dengan pihak-pihak yang menawarkan  kunci jawaban yang beredar lewat sms dsbnya.Doa kami guru guru dan orang tua menyertai kalian.... :)