Selasa, 23 Juli 2013

CLBK



CLBK
Surat yang terlambat 22 tahun
            Ku sungguh tak tau apakah ada gunanya kutuliskan kisah ini atau hanya akan jadi sia sia, tiada arti.. mmhhh tapi tak apalah sekedar mencurahkan beban di hati, semoga bisa sedikit meringankan rasa sesal yang bersarang di dalam hati.  Sesal yang kupendam sekian lama karena asa yang tak pernah sampai....
Benar sungguh kusesali hal ini tak pernah menjadi nyata, jadi walaupun sudah terlambat sekian lama, semoga menjadi obat bagi hatiku.
            Masih akan kuingat terus saat itu, entah kenapa tak bisa ku lupa, memori itu terjalin rapat dalam ingatanku. Masih ku ingat saat saat pertemuan pertama denganmu, love at the first saight.  Tanpa tau siapa dirimu, bagaimana sifatmu aku sudah suka kamu pada saat pertama melihatmu.  Tatapan matamu yang tajam dengan mata bening dan alis yang hitam, lebat, serta genggaman tanganmu yang kuat, sejak pertama telah memikatku.
            Yah pertemuan pertama di kantor pos, saat rapat pembentukan perkumpulan pecinta prangko, menjadi awal dari hubungan kita, hubungan yang singkat namun terlalu manis dan terlalu menyakitkan untuk kukenang.  Selanjutnya pada pertemuan pertemuan berikutnya kita menjadi lebih dekat, hingga beberapa saat kemudian kita jadi sepasang kekasih, lewat surat yang kau titip melalui seorang teman kau nyatakan perasaanmu padaku.  Yang ketika itu kupercaya 100%.
            Ada beberapa hal yang kurasa perlu kau ketahui, mungkin hubungan kita memang sudah ditakdirkan sebagai bagian dari keinginanku yang walaupun tak pernah terucap dalam doa tapi menjadi nyata. Tahukah kau lama sebelum aku mengenalmu setiap lewat di depan sebuah rumah di Jl. Katamso no 1, mataku tak lepas memandang rumah tersebut, rasanya hati ini terasa tentram bila melihatnya sederhana, semi permanen dengan halaman yang cukup luas dan jendela yang banyak dan lebar, aku jatuh cinta pada rumahmu jauh sebelum mengenalmu.
            Saat SMP, ketika tanteku akan menikah dengan seorang karyawan kantor pos, dia bercerita bahwa anak di tempat kos calon suaminya juga suka mengkoleksi prangko, dan punya koleksi yang buaaaaanyak sekali.....tahukah kamu ketika itu terbersit dihatiku semoga suatu saat aku bisa bertemu, dan pacaran dengan anak tersebut he he he dengan niat semoga bisa minta  prangko darinya... J
            Sungguh tak kusangka ternyata keinginan yang hanya kusimpan dalam hatiku dan tak pernah kuutarakan pada siapapun akhirnya menjadi nyata.. aku pacaran dengan anak di tempat kos calon suami tanteku tersebut, anak yang punya banyak koleksi prangko, dan itu ternyata kamu.  Aku baru menyadarinya setelah kita jadian. Beberapa lama sesudah kita jadian kau menawarkan semua prangkomu untuk kumiliki,... tapi kutolak karena aku jauuhhh lebih cinta kamu dari pada prangkomu, dan aku tau betapa berharganya prangko-prangko itu bagimu.
            Masih ingatkah kau saat kita makan ice crem berdua di sebuah bakery, kau usap bibirku dengan sapu tanganmu karena katamu ada yang tersisa diujung bibirku, dan sepanjang jalan pulang kita berjalan kaki sambil sesekali kau genggam tanganku.
            Masih ingatkah kau ketika kau memintaku untuk memilih kalung perak untuk kita berdua sebagai simbol cinta kita, dan pilihan kita jatuh pada sepasang merpati yang sedang terbang sambil membawa tanda love di paruh mereka berdua dan tertulis inisial namamu dan namaku, NN.
            Masih ingatkah kau ketika kau berjanji suatu saat kau akan mengajakku keliling dunia, suatu saat kau akan membangunkan rumah untuk kita, yang semua dindingnya terbuat dari kaca, dan ketika aku tanya mengapa begitu,  kau jawab karena kau ingin bisa tetap melihatku kemanapun aku pergi.  
            Mungkin kau tidak ingat semua itu, karena mungkin bagimu itu semua hanyalah rayuan gombal,..tapi bodohnya aku, bagiku itu sangat nyata, dan sangat indah untuk kulupa.
            Masih jelas juga dalam ingatanku suatu malam di bulan ramadhan, kita berjanji akan bertemu dirumahku, namun ternyata teman temanku waktu smp datang dan mengajakku keliling kota melepas kangen bersama, karena kami sudah terpisah kota.  Ketika itu kutolak ajakan mereka dengan alasan kau akan datang, dan aku sedang menunggumu.  Tapi teman temanku tak putus asa membujukku dengan janji mereka akan mengantarkan aku kerumahmu, untuk minta ijin pergi dengan mereka malam itu, dan membatalkan janji kita. (katanya demi persahabatan yang lebih abadi dari pacaran)
            Sialnya sesampai kami dirumahmu kau sudah berangkat duluan dan kami hanya bertemu dengan abangmu dan meminta agar disampaikan permintaan maafku padamu karena tidak bisa memenuhi janji.  Beberapa saat dirumah temanku,  kau lewat dengan sepeda motormu, dan temanku memanggilmu, kau berhenti dan menyuruhku naik ke boncenganmu dengan isyarat mata, tanpa berkata sepatah katapun, dan sepanjang jalan kau tetap diam walaupun sudah kujelaskan alasanku, walaupun sudah kuminta maafmu.  Motor kau jalankan sangat perlahan dan membawaku pergi jauh kemudian mengantarku pulang tanpa sepatah katapun..... sampai akhirnya kuterima suratmu
            Surat yang tidak kusadari akan menjadi surat dan kenangan terakhir tentangmu yang akan menjadi sesalku sepanjang umurku kelak.  Suratmu kubuka dengan hati penuh rasa ingin tahu dan debaran kecemasan akan isinya..apa ya isinya, apa yang kau tulis disitu? Apakah goresan rindu dan maaf ku yang kau terima atau apa...
            Sudah satu minggu sejak libur lebaran, hari pertama sekolah kunanti dengan penuh harap akan bertemu denganmu,  bahkan setiap kudengar raungan motor atau bayangan pengendara motor yang mirip denganmu lewat  di depan rumahku, rasanya hati ini ikut terbang, berbunga-bunga seolah olah melihat dirimu.
            Tapi ternyata penantian dan harapku tinggal harapan. Bukannya kehadiranmu dengan sejuta kangen yang kudapat tapi sebaliknya,  airmata tak bisa kubendung, menetes dari luka dalam yang kau goreskan...nadi serasa berhenti “sebaiknya kita akhiri saja hubungan ini tulismu saat itu, 
kita terlalu berbeda aku putih, kamu hitam, aku tinggi kamu pendek, ... dan seterusnya tak bisa keselesaikan membaca suratmu......aku hanya bisa menangis, hati rasa perih dan pedih.

            Tapi tahukah kau walaupun seribu kekuranganmu, aku akan tetap menerima dengan segenab jiwaku, kekuranganmu jadi hiburan bagiku,  penambah cintaku padamu.  Mungkin kau tahu bahwa walaupun tinggi, berat badanmu tak seimbang dengan tinggimu, walaupun teman teman memanggilmu kangkung karena jalanmu yang melambai seperti kangkung,  aku tetap cinta kamu.
            Walaupun kulitmu putih, tapi banyak jerawat dan gigimu berbercak coklat tapi aku tetap sayang kamu.  Tapi walaupun aku cinta dan sayang padamu sepenuh hatiku,  sungguh tak sanggub kuterima suratmu, tak sanggub kuterima hinaanmu, takkan kupaksa kau menerima cintaku,.... sakiti, sakitilah aku.  tinggalkanlah aku, aku rela. semoga kau puas menyakitiku. Sungguh ku tak tau tangisanku karena sedih kehilanganmu atau karena hinaanmu, atau mungkin karena kedua duanya.
            Sangat menyakitkan, mengetahui kata kata itu keluar darimu, orang yang kusayang, orang yang mulai mengenalkanku dengan cinta dewasa, membuatku cinta mati padamu. Alangkah teganya kau menyingkirkanku dengan cara begitu. Menyesal tak  kubalas suratmu saat itu, walaupun sebenarnya ada seribu kata dalam hatiku untukmu... sungguh tak mampu ku membalasnya, dan kupilih untuk pindah kota membawa luka di hatiku, jauh darimu, berpisah dengan keluarga, berpisah dengan sahabat sahabatku, dan aku pindah kota tanpa memberitahu satu orangpun teman temanku di sekolah, tidak juga pada sahabat akrabku. Kuharap dengan jauh darimu dan tidak melihatmu perlahan rasa sakit ini akan memudar.  Dan baru kusadari ternyata sakit karena ditinggalkan kekasih jauh lebih sakit dari ditinggalkan sahabat.
            Tahukah kau bukan salah bunda mengandung bila aku terlahir pendek dan hitam.  Andai waktu bisa kuputar,  akan kubalas suratmu ketika itu dengan surat ini, agar tidak menghantuiku seumur hidupku.  . Oh ya waktu itu yang menguatkanku adalah harapan dan keyakinan di hati bahwa suatu saat Yang Maha Kuasa pasti akan mengajarkan kepadamu bahwa manusia tidak cukup dinilai lewat penampilan fisiknya saja, bahwa ada yang lebih penting dan berharga dari sekedar tinggi dan putih, dan belum tentu kau kelak akan bahagia dengan seorang perempuan yang hanya tinggi dan putih.
            CLBK, Cinta Lama belum Kelar, semoga dengan tulisan ini kelar sudah cintaku padamu ...Noel, semoga kamu mengerti rasanya sakit dan pahit di hatiku.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

setuju mbak... :) manusia tidak cukup dinilai lewat penampilan fisiknya saja,